Mahasiswa Ubah Sampah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dengan Cepat
Trois Dilisusendi dari Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) memaparkan target pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) sebesar 489,8 juta meter kubik pada tahun 2025. Namun, sampai tahun 2022, penggunaan PLTBg baru mencapai sekitar 47,72 juta atau 9,7% yang dimanfaatkan untuk rumah tangga, komunal, dan industri.
Dalam penelitian, proses produksi biogas yang memakan waktu sekitar 30 hari dianggap menjadi hambatan utama dalam menerapkan energi alternatif ini. Selain itu, teknologi konvensional tabung biogas hanya mampu mencapai suhu 37 derajat Celsius.
Untuk mengatasi tantangan ini, PT Pertamina (Persero) bersama Pertamina Foundation dan Universitas Pertamina (UPER) bekerja sama melalui program Desa Berdikari Sobat Bumi (DEB SOBI) untuk mengembangkan reaktor biogas sebagai solusi energi rumah tangga di Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor. Mahasiswa UPER turut serta dalam inisiatif ini.
“Desa Bojongkulur terkenal sebagai produsen tahu hingga 2.000 buah per hari, namun pengelolaan limbah tahu belum optimal. Melalui riset, kami mencoba mengubah limbah tahu menjadi energi biogas,” ujar Yama, Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Pertamina.
Program pengelolaan limbah tahu ini telah menghasilkan 1,7 meter kubik reaktor biogas sejak Januari 2024. “Kami menggunakan kotoran sapi untuk mengaktifkan bakteri dalam proses produksi biogas. Prosesnya melalui dua tahap: inokulasi, dimana kotoran sapi dimasukkan ke dalam reaktor selama 4-5 hari. Setelah menghasilkan gas metana, kami memasukkan limbah tahu secara perlahan hingga mencapai target produksi 750 liter per hari,” tambah Yama.
Proses produksi biogas didukung oleh panel surya yang membantu memanaskan tabung reaktor hingga suhu 50 derajat Celsius, meningkatkan aktivitas bakteri dalam mengubah limbah tahu menjadi biogas.
Pengembangan biogas DEB SOBI ini menghasilkan biogas dua kali lebih cepat dari teknologi konvensional. Biogas dari 750 liter limbah tahu telah dimanfaatkan oleh dua rumah tangga dan akan dipasang secara bertahap untuk produksi tahu di Desa Bojongkulur.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir MS, mendukung penuh pengembangan energi biogas ini. “Melalui pendidikan yang berorientasi pada solusi holistik, mahasiswa UPER didorong untuk menjadi agen perubahan yang memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Bagi calon mahasiswa yang tertarik, Universitas Pertamina membuka peluang untuk berkuliah di UPER. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/.