Terima Tantangan Jerinx SID, Ahmad Dhani Bersedia Diskusi Soal Konspirasi Agama di Kediamannya

Ahmad Dhani akhirnya bersedia untuk melakukan diskusi seperti yang sempat ditantang oleh drummer band SID, Jerinx. Pentolan band Dewa 19 itu memilih untuk melakukan diskusi di Jakarta, tepatnya di kediamannya di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan. Ahmad Dhani mengaku bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan Jerinx melalui pesan Whatsapp terkait tantangan untuk diskusi.

"Ya terbuka untuk dialog, dia (Jerinx) sudah WhatsApp saya, dia pengin berdiskusi, ok. Kita lakukan di Jakarta," kata Ahmad Dhani di channel YouTube Luna Maya, Jumat (15/5/2020). "Saya enggak mau diskusi di IG karena IG live sound nya jelek," lanjutnya. Menurut Ahmad Dhani berdiskusi di Instagram akan banyak mendapat gangguan, oleh karena itu ia meminta untuk berdikusi langsung atau menggunaan media YouTube.

"Saya mau diskusi di Jakarta. Menurut Jerinx IG juga bagus, ya itu kan bagus atau enggak standarisasi orang macam macam," tuturnya. Bahkan Dhani membandingkan Jerinx dengan Luna Maya yang bersedia mampir ke rumahnya untuk syuting YouTube. "Luna Maya saja datang ke rumahku, masa Jerinx enggak mau datang ke rumahku. Ini kan diskusi, asyik, tapi dengan audio, sehingga dalam suatu tayangan," ujar Dhani.

Sekadar informasi, Jerinx SID sempat melontarkan untuk berdiskusi tentang konspirasi agama kepada Ahmad Dhani. Tantangan itu diungkapkan Jerinx melalui akun Instagram miliknya, menyusul respon Ahmad Dhani yang tertawa melihat Jerinx mengatakan soal konspirasi agama. Hadir di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (5/6/2020) yang dipandu Aiman Witjaksono, Jerinx menuding Dirjen WHO, Tedros Adhanom, terlibat konspirasi dengan Pendiri Microsoft, Bill Gates.

Sehingga, menurutnya WHO tidak bisa menjadi acuan. "Tapi WHO bilang begini, WHO sendiri enggak tahu mereka itu siapa loh, if you read WHO, Who?" "Jadi mulai kini kalau acuan Anda WHO mengatakan, WHO mengatakan," ucapnya.

Lalu, Aiman membalas jika memang Jerinx tak percaya pada data WHO, dari mana acuan untuk berpegang. "Jadi kalau enggak pakai data WHO punya data siapa? Anda punya tim statistik sendiri mungkin." "Dari mana Anda bisa mengatakan 99 persen?" tanya Aiman.

Jerinz menjawab dirinya mengungkapkan hal tersebut atas dasar hasil perbincangan dengan Dokter Tirta Mandhira Hudhi. "Dari hasil diskusi dengan Dokter Tirta kami sepakat jika berita kesembuhan, jika berusia di bawah 50 dan imun Anda tidak super sehat dan tidak sesempurna orang orang yang memiliki daya sempurna, chance sembuh sangat besar," jelas Jerinx. Namun, Aiman terus mengejar Jerinx dari mana data yang diperoleh oleh pria asal Bali tersebut.

"Oke itu kan karakternya, tapi kan angka 99 persen, saya ingin mengetahui dari mana angka itu," ujar Aiman lagi. "Karena sampai sekarang tidak ada satupun ada orang yang meninggal yang hanya karena Covid," jawab Jerinx. Saat disinggung lagi soal data WHO yang didapat dari John Hopkins University, Jerinx mengaku tetap tak percaya.

Menurut suami dari Nora Alexandra Phillip itu, media selama ini melebih lebihkan pemberitaan soal Virus Corona. "Bukan 99 persen data fix, data real itu kan sudah melakukan perhitungan, kalau WHO jelas ada data seluruh dunia, Worldometer, dari John Hopkins University misalnya, tapi Anda menyebutkan 99 persen dari mana data itu?" jelas Aiman. "Data dari jika memang sebegitu ini Covid 19 seperti yang digambarkan media media saat ini 80 persen sudah meninggal kok orang orang itu," jawab Jerinx lagi.

Aktor sekaligus pembawa acara televisi, Choky Sitohang, memberikan pandangannya perihal adanya publik figur yang percaya teori konspirasi Covid 19. Hal tersebut ia sampaikan saat diundang oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Sabtu (16/5/2020). Choky mengatakan sah sah saja ada orang yang percaya terhadap adanya teori konspirasi Covid 19.

"Teori boleh ada, pemikiran orang boleh berkembang, khayalan dan imajinasi adalah salah satu cara untuk bertahan hidup," ucapnya dikutip dari channel YouTube BNPB. Namun, Choky tetap memberikan catatan penting dalam perkembangan teori konspirasi ini. Ia menilai yang lebih penting dari teori konspirasi adalah fakta yang telah terjadi.

"Paling penting apa yang ada di depan mata. Jadi hasilnya sudah ada menelan korban jiwa, penyebaran virus sudah kita baca literasinya, itu fakta dan itu data." "Kita tidak perlu membingungkan diri kita dan mengajak orang lain untuk bingung terhadap teori yang dasarnya belum tentu bisa dibuktikan," tegas Choky. Pria kelahiran 10 Juli 1982 ini meyakini, siapapun yang percaya terhadap adanya teori konspirasi Covid 19 tidak lepas dari ancaman virus.

"Virus ini tidak mengenal pasukan khusus, siapapun bisa kena," kata Choky. Olivia memandang gembar gembornya teori konspirasi di balik pandemi Covid 19 oleh Jerinx SID sebagai bentuk keberagaman dari bangsa Indonesia. "Indonesia besar dan kaya akan perbedaannya, tentu saja kita perlu menghargai setiap perbedaan pendapat karena kita memiliki latar belakang yang berbeda," ucapnya dikutip dari channel YouTube BNPB, Sabtu (16/5/2020).

Menurutnya, tidak terlalu penting menganggap Covid 19 sebagai bagian dari teori konspirasi atau bahkan informasi hoaks. Namun, hal utama sesuai fakta yang ada, Covid 19 sudah benar benar terjadi di Indonesia. "Apapun itu kita berusaha mengambil hikmah yang terbaik dari ada apa ini dunia, kenapa kita harus direbahkan untuk sementara," lanjut Olivia.

Kemudian, Olivia menambahkan tidak boleh sembarangan orang bisa menerangkan kepada masyarakat perihal Covid 19 tanpa adanya kapasitas latarbelakang yang jelas. Perempuan kelahiran 18 Oktober 1981 ini menjelaskan orang yang paling pas untuk berbicara mengenai Covid 19 adalah para ahli. "Saya berbicara virus lucu, karena bukan dokter. Dokter pun harus imunologi atau virologi yang tepat berbicara mengenai virus," beber Olivia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *